Puisi #2- Pena Ayu

 

Kala Itu dan Hari Ini

Oleh:  Ayu Wanvirgia Dineng Wilany

 

 

 

Kala itu,

Aku duduk termenung

Menatap lurus, kosong ke depan

Menatap sebuah papan kayu putih, penuh coretan

 

Kala itu,

Ragaku tertinggal di tempat ini

Namun jiwa entah sudah dimana, aku tak tau

Ramai, tapi merasakan sunyi

 

Kala itu,

Rangkaian kata yang masuk ke telinga

Tiba-tiba keluar tanpa permisi

Tanpa meninggalkan apapun yang dapat diresapi

 

Kala itu,

Susunan kalimat penuh teori dan konsep

Menyesakkan dadaku, memenuhi ruang otakku

Kembali menatap, menguap, hingga memejam

 

Hari baru,

Aku melangkahkan kakiku menapaki susunan lantai keramik sekolah

Aku bagaikan pohon kelapa di tepi pantai diterpa angin

Hanya mengikuti tanpa suatu sebab yang pasti

 

Hari baru,

Ada sesosok wanita muda yang asing di penglihatanku

Bersuara, lantang dan penuh semangat memulai pagi

Pagi hari, yang selalu kuhindari

 

Hari baru,

Sesosok wanita muda itu menarik perhatianku

Aku membuka mata dan menyimak setiap detik kegiatan itu

Beliau berjalan kesana kemari, menuntun kegiatan baru materi ini

 

Hari baru,

Aku menikmati gaya beliau memberikan ilmu

Lain daripada yang lain

Aku dan semua temanku menikmati itu

 

Hari baru,

Jika aku dulu mengatakan konsep dan teori ingin membunuhku

Tapi, sekarang aku busa mengerti itu

Aku berterimakasih pada wanita muda itu

 

Hari baru,

Semoga hari yang masih ada selalu seperti hari baru

Tak berubah menjadi kala itu

Agar aku siap dalam menimba ilmu.

 

 

-22 Februari 2021-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aspek Konten pada Pembelajaran Berdiferensiasi

Puisi #3 - Pena Ayu

Puisi #9- Pena Ayu