Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Puisi #3 - Pena Ayu

  Untukmu Sang Pemberi Ilmu Oleh:   Ayu Wanvirgia Dineng Wilany   Kau, terbangun terlebih dahulu dari mimpi malammu Ketika seisi rumah masih berkelana dalam mimpi semu Kau menuntaskan satu demi satu kewajibanmu pagi itu Dengan senyum yang merekah dan semangat yang ada dalam dirimu   Kau, mulai merapikan tumpukan buku dan kertas dalam tas jinjingmu Lantas kau melangkahkan kaki dan mengendarai kuda besi tua itu Kau minta dia untuk mengantarkan ke tujuan muliamu Tempat kau bagi segala ilmu yang ada dalam dirimu   Senyum sederhana nan tulus itu menyambut harimu dalam ruangan itu Uluran tangan mungil yang menyambut tangan lembutmu, Sehingga, tak pernah lupa kau menyapa kembali anak didikmu Agar hati dan pikiran mereka siap menerima ilmu darimu,   Kegiatanmu disana tak hanya membagi ilmu dengan anak didikmu Tapi, kau juga akan saling membantu Dengan rekan sejawat dan seperjuanganmu dalam membagi ilmu Untuk meningkatkan ...

Puisi #2- Pena Ayu

  Kala Itu dan Hari Ini Oleh:   Ayu Wanvirgia Dineng Wilany       Kala itu, Aku duduk termenung Menatap lurus, kosong ke depan Menatap sebuah papan kayu putih, penuh coretan   Kala itu, Ragaku tertinggal di tempat ini Namun jiwa entah sudah dimana, aku tak tau Ramai, tapi merasakan sunyi   Kala itu, Rangkaian kata yang masuk ke telinga Tiba-tiba keluar tanpa permisi Tanpa meninggalkan apapun yang dapat diresapi   Kala itu, Susunan kalimat penuh teori dan konsep Menyesakkan dadaku, memenuhi ruang otakku Kembali menatap, menguap, hingga memejam   Hari baru, Aku melangkahkan kakiku menapaki susunan lantai keramik sekolah Aku bagaikan pohon kelapa di tepi pantai diterpa angin Hanya mengikuti tanpa suatu sebab yang pasti   Hari baru, Ada sesosok wanita muda yang asing di penglihatanku Bersuara, lantang dan penuh semangat memulai pagi Pagi hari, yang selalu kuhindari   ...

Puisi #1-Pena Ayu

  Kau, cahayaku Oleh:   Ayu Wanvirgia Dineng Wilany     Suatu hari, Aku terjebak di tengah semak belukar Lalu, aku terus berjalan di tengah hutan sendirian Tanpa aku tahu tujuan dari langkah kakiku   Suatu hari, Aku melihat seberkas cahaya di ujung jalan Lalu, aku berlari untuk mendekatinya Tanpa aku tau apakah aku akan sampai tepat waktu   Suatu hari, Aku bertemu seorang dengan semburat senyum manis Lalu, aku berjalan dan mendekati Tanpa aku tau siapa pemilik senyum itu   Suatu hari, Aku berada di sebuah ruangan dengan bangku dan kursi Lalu, aku melihat sinar sang mentari mengenai seseorang Tanpa aku dapat melihat jelas semua itu   Sekarang, Aku mengerti tujuan dari langkah kakiku Aku tau bahwa aku akan tepat waktu Aku dapat mengenali pemilik senyum itu   Beliau yang akan membimbing langkahku Beliau yang akan memberikan ilmunya padaku Beliau yang akan mengajariku dengan senyuman...